Blog – G2Academy

G2Academy's Blog

Your go-to source for all things tech and innovation!

dari fisika menjadi fullstack programmer

Saya adalah salah satu dari lulusan fisika yang menjadi fullstack programmer. Sebagai orang yang memiliki passion di bidang fisika dari sejak smp, saya sendiri juga bingung, kok bisa ya saya yang dari smp ogah melihat text html, malah jadi seorang programmer. Tak bisa dipungkiri, titik balik saya jadi suka ngoding, malah dari fisika itu sendiri. 

Khalayak umum biasanya menganggap lulusan fisika pasti hebat dalam menghitung, padahal kita lebih sering bermain dengan persamaan-persamaan yang luar biasa banyaknya. Kita lebih sering bermain-main dengan variabel-variabel yang menggantikan suatu nilai, makanya sering kita lihat simbol-simbol aneh dalam persamaan fisika, sebut saja salah satunya persamaan gelombang milik Schrödinger saat membahas gelombang secara quantum. 

Menemukan Passion dalam Pemrograman

Selain rumus dan simbol-simbol aneh, lulusan fisika juga familiar dengan anggapan bahwa lulusan fisika pasti sering main di laboratorium. Iya betul, kami juga melakukan eksperimen di laboratorium tapi tidak semua hal dapat dilakukan eksperimen di laboratorium, jadi semua tidak semudah itu ferguso, lol.

Konsep dasar dari fisika sejujurnya adalah yang bisa diamati perubahannya dan dapat diukur, terkadang banyak fenomena fisika yang dapat terlihat perubahannya, sebut saja temperatur, atau perubahan wujud.

Namun jika sudah masuk dalam ranah quantum, sebut saja jika kita ingin melihat laju elektron yang berjalan melalui kabel. Jika kita pertimbangkan faktor faktor ideal, perhitungan yang secara klasik mudah, malah menjadi sangat sulit. Disini lah komputasi bermain, dimana persamaan yang begitu banyak dapat dimodelkan dalam komputasi. 

Menghubungkan Fisika dan Pemrograman

Perhitungan yang sering melibatkan komputasi, membuat saya pada akhirnya makin mempelajari ilmu ngoding. Bahasa pertama yang saya pelajari adalah Python, yang saya gunakan untuk menghitung perubahan kecepatan laju air yang tidak ideal. Berawal dari sana, saya jadi makin mendalami komputasi. Bahkan saat saya skripsi, saya tidak segan mengambil topik machine learning. 

Pada saat setelah lulus, saya menyadari bahwa, ternyata ilmu pemrograman yang saya miliki sepertinya perlu dikembangkan. Kebetulan setelah mempelajari sendiri dan mengikuti program bootcamp, ternyata tidak sesulit itu kok memahami pemrograman. Pasti ada beberapa yang perlu dipelajari, seperti bahasa pemrograman, library, konsep, dll.

Setelah saya lalui, sebenarnya, tidak terlalu banyak yang perlu kita sesuaikan kok. Malahan konsep dan kebiasaan yang sudah saya pelajari selama berkuliah di bidang fisika, mempermudah saya meresapi ilmu pemrograman, berikut adalah kesamaannya. 

Pengembangan Kemampuan Pemrograman Setelah Lulus

Mengapa perlu paham bahasa pemrograman? Jelas karena itu adalah dasar dari membuat code. Beberapa bahasa memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Bahasa yang saya pelajari pertama kali saat kuliah adalah Python, jauh berbeda dengan Java yang saya pelajari saat bootcamp dan yang saat ini digunakan di perusahaan tempat saya bekerja sekarang.

Tapi diantara keunikan tersebut, selalu terdapat pola yang tidak jauh berbeda diantara mereka. Seharusnya kesamaan pola-pola tersebut sudah biasa kita temui kan saat mengerjakan persamaan fisika. Justru disinilah jiwa eksplorasi saya ditantang, untuk mempelajari banyak bahasa dan jangan terlalu fanatik satu bahasa saja.

Setelah belajar bahasa, lalu bagaimana? tentu mempelajari tools yang dipakai dan library apa saja yang dipakai dong. Jujur deh, sudah banyak kok tools ataupun library yang opensource di internet, kita hanya perlu mencari dan mau membaca dokumentasi. Toh kita kan juga sering mencari paper dari referensi ke referensi, membaca dan memahami paper dan mengikuti instruksi di dalamnya.

Belajar dari Best Practice dan Logika Pemrograman

Tidak jauh lah dari membaca dokumentasi. Jangan keburu pusing duluan saat membaca stackoverflow ataupun dokumentasi dari library yang kita pakai. Saat itu saya mendapati bahwa, “Mengerti Adalah Kunci”. Semakin kita mengerti tools dan library yang kita gunakan, semakin meningkat juga opsi kita dalam membuat code. 

Setelah membahas beberapa hal yang seharusnya sudah kita lalui dan latih dalam Soal konsep pemrograman, sebenarnya untuk yang satu ini bisa kita pelajari sambil berjalan. Sambil menyelam kita akan minum main kalau kata peribahasa.

Pahami best practice, untuk tahap awal, eksplor cara-cara penggunaan konsep logika sederhana dengan bentuk yang tidak gitu-gitu aja. Pelajari bagaimana konsep logika sederhana dapat diimplementasikan dengan bentuk yang menarik dan fleksibel (agar tidak kaku). Jika sudah cukup mumpuni dan paham soal object oriented programming, bisa mulai dipelajari design pattern.

Berpelajaran tentang Istilah dan Konsep Baru

Saya sendiri masih mempelajari design pattern, mengingat begitu banyak design pattern yang ada, masih banyak ruang yang bisa dipelajari. Pokoknya saat pertama kali saya bekerja menjadi fullstack programmer saya mendapati bahwa, jangan berhenti belajar hal baru, karena dunia kerja yang saat ini saya jalani adalah dunia yang cepat berubah. 

Selain konsep dan logika dalam membuat code, sebagai programmer saya juga perlu mengenal istilah-istilah baru. Hal ini yang membuat saya agak terkejut di awal-awal, karena banyak sekali istilah baru yang belum saya kenali.

Selain istilah, terdapat juga pelajaran-pelajaran yang baru saya dapati saat pertama kali menjadi fullstack programmer, seperti pipeline, unit testing, docker, kubernetes, dll. Hal ini menjadi tantangan pertama yang saya alami saat menjalani menjadi programmer.

Menjadi Fullstack Programmer

Terlepas dari yang saya alami, testimoninya harusnya tidak sulit kok peralihan pemahami dari fisika menjadi fullstack programmer. Seharusnya tidak terlalu susah karena logika dan sistem yang kita pelajari dan asah selama empat tahun di fisika tidak jauh berbeda. Kita hanya butuh tekad kuat untuk belajar dan menantang diri.

Author: Ozananda Fachristiary

Editor: Kibar Mahardhika

Temukan berbagai pembelajaran teknologi lainnya!

Summary
Dari Fisika Menjadi Fullstack Programmer
Article Name
Dari Fisika Menjadi Fullstack Programmer
Description
Menjadi fullstack programmer: Perjalanan dari fisika ke dunia pemrograman dengan tantangan dan pembelajaran yang berharga.
Author
Publisher Name
G2Academy
Publisher Logo