Perbedaan Bahasa Pemrograman High Level dan Low Level – Dalam dunia ilmu, kita pasti pernah mendengar istilah high level dan low level. High level biasanya diartikan sebagai tingkatan ilmu yang lebih tinggi, yang lebih sulit untuk dipelajari dan harus berhasil menyelesaikan tingkatan yang lebih rendah terlebih dahulu (low level) untuk dapat naik ke tingkatan ilmu yang lebih tinggi (high level).
Sebaliknya, low level biasanya diartikan sebagai tingkatan ilmu yang lebih rendah, yang lebih mudah dipelajari dan harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum lanjut ke tingkatan ilmu yang lebih tinggi (high level).
Namun dalam bidang ilmu yang lebih spesifik, misalnya ilmu di bidang IT seperti bahasa pemrograman, pernahkah kamu mendengar istilah high level dan low level dalam bahasa pemrograman? Apakah bahasa pemrograman high level lebih sulit dipelajari dibandingkan bahasa pemrograman low level?
Kamu akan segera menemukan jawabannya di artikel ini. Mari kita simak!
Bahasa pemrograman atau yang juga dikenal dengan bahasa komputer merupakan sebuah instruksi yang dirancang untuk memerintah komputer. Bahasa pemrograman berisi suatu himpunan sintaks dan semantik yang digunakan untuk mendefinisikan program komputer.
Berikut perbedaan bahasa pemrograman high level dan low level dari segi pengertian, karakteristik serta contohnya.
Jika high level pada dunia ilmu sering diartikan sebagai tingkatan ilmu yang lebih sulit dipelajari dibanding dengan low level, maka berbeda dengan pengertian high level pada bahasa pemrograman. Ternyata bahasa pemrograman high level lebih mudah dipelajari oleh manusia dibandingkan bahasa pemrograman low level. Kita tidak perlu mempelajari bahasa pemrograman low level terlebih dahulu untuk dapat mempelajari bahasa pemrograman high level.
Mengapa demikian? Karena bahasa pemrograman high level dirancang dengan instruksi dan sintaks yang terlihat mirip dengan bahasa manusia seperti bahasa inggris dan bahasa matematika sehingga lebih mudah dipelajari dan digunakan.
Bahasa pemrograman high level memungkinkan manusia untuk menulis program komputer dan berinteraksi dengan sistem komputer tanpa harus memiliki pengetahuan khusus tentang prosesor atau perangkat keras yang merupakan tempat untuk menjalankan program.
Bahasa pemrograman low level atau bisa disebut sebagai bahasa asli komputer merupakan bahasa pemrograman yang berorientasi pada mesin sehingga lebih sulit untuk dipelajari dan digunakan oleh pengguna (manusia).
Bahasa pemrograman low level dirancang dan diimplementasikan pada mesin untuk melaksanakan tugas. Hal ini membuat penulisan program menjadi lebih sulit karena algoritma harus ditentukan pada kemampuan dan spesifikasi prosesor.
Contoh penulisan kode menggunakan bahasa pemrograman low level:
000000 00001 00010 00110 00000 100000
Sebelum bahasa pemrograman high level ada, Programmer menggunakan bahasa pemrograman low level untuk berinteraksi dengan komputer dengan cara mengkodekan satu instruksi pada satu waktu langsung dalam bilangan biner atau heksadesimal. Ini sangat tidak efisien dan juga menyebabkan banyak kesalahan.
Para ilmuwan komputer ingin mengembangkan cara yang lebih efisien dalam berinteraksi dengan komputer agar kemampuan komputer semakin meningkat. Mereka perlu mengembangkan cara agar manusia dapat berkomunikasi dan mengontrol komputer dengan lebih mudah. Maka pada tahun 1949, John Mauchly mengembangkan kode pendek yang digunakan sebagai perintah untuk mewakili instruksi mesin.
Ketika mesin semakin berkembang, programmer membutuhkan set instruksi yang lebih kuat lagi, maka pada tahun 1957 terciptalah bahasa pemrograman high level pertama.
FORTRAN menjadi standar bahasa komputer high level pertama; bahasa dengan seperangkat aturan dan petunjuk yang disepakati mengenai sintaks dan praktik terbaik. FORTRAN menjadi bahasa high level tertua dan dirancang untuk memecahkan masalah matematika dan ilmiah.
Contoh bahasa pemrograman high level saat ini semakin banyak dan semakin berkembang. Hampir semua program komputer dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman high level. Beberapa contoh bahasa pemrograman high level diantaranya:
Jika kamu ingin mengetahui sejarah perkembangan bahasa pemrograman high level, kamu bisa baca artikelnya di link tersebut.
Bahasa pemrograman high level telah banyak digunakan dalam dunia pendidikan dan tempat kerja. Hampir semua perusahaan di bidang IT menggunakan bahasa pemrograman high level untuk menciptakan produk-produk IT mereka.
Jika kamu ingin mempelajari bahasa pemrograman high level seperti Java, JavaScript, dan lain-lain, kamu bisa mengikuti bootcamp maupun mini bootcamp di G2Academy.
Terdapat dua contoh bahasa pemrograman low level yaitu:
Machine language merupakan serangkaian instruksi yang dieksekusi langsung oleh komputer. Program yang ditulis dengan menggunakan machine language akan terdiri dari urutan biner yaitu 0 dan 1. Bahasa ini sulit di-debug karena di dalam program akan memiliki ribuan angka 0 dan 1.
Assembly language merupakan perbaikan dari machine language. Assembly language tidak menggunakan urutan biner namun menggunakan mnemonic dalam kode mesin. Mnemonic adalah kata-kata dalam Bahasa Inggris yang disingkat untuk membuat instruksi komputer.
Beberapa contoh mnemonic:
Dengan menggunakan mnemonic, assembly language jauh lebih mudah dipahami dan di-debug daripada machine language. Untuk menerjemahkan mnemonic ke kode mesin tertentu, assembly menggunakan program khusus yang disebut assembler.
Assembly language banyak digunakan untuk mengembangkan sistem operasi, compiler, driver atau program lain yang memerlukan akses perangkat keras secara langsung.
Itu dia Perbedaan Bahasa Pemrograman High Level dan Low Level, pelajari ilmu pemrograman lainnya di artikel lainnya ya!
Temukan berbagai solusi kebutuhan teknologi hanya di G2Academy!
Writen by: Fitri Rachmawati
Edited by: Santi Putri & Kibar Mahardhika